KEBUMEN, Times7.id, – Masjid Nurul Falaah Kedungpuji kembali menjadi pusat perhatian masyarakat dengan menggelar peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1446 H pada Selasa (28/1/2025) pagi.
Mengusung tema “Menggapai Kedekatan dengan Allah: Refleksi Isra’ Mi’raj,” acara yang berlangsung sejak pagi ini berjalan khidmat dan dihadiri oleh ratusan jamaah, baik dari warga setempat maupun dari luar Desa Kedungpuji.
Kemeriahan acara sudah terasa sejak awal dengan penampilan para santri TPQ Nurul Falaah. Mereka menunjukkan kemampuan luar biasa melalui hafalan hadis, doa-doa harian, serta lantunan sholawat dan lagu-lagu religi.
Penampilan memukau tersebut tidak hanya menjadi hiburan bagi para jamaah, tetapi juga mencerminkan kualitas pembinaan keagamaan yang aktif dan terarah di TPQ Nurul Falaah yang bernaung di lingkungan masjid.
Momentum penting dalam acara ini adalah peresmian Perpustakaan Baitul Hikmah, sebuah fasilitas baru yang diharapkan dapat menjadi pusat literasi Islam bagi masyarakat sekitar.
Ketua Takmir Masjid, Bambang Purwanto, S.Ag., menyampaikan harapannya agar perpustakaan ini dapat memberikan manfaat yang luas bagi generasi muda dan para jamaah dalam memperdalam wawasan keislaman jamaah.
Acara semakin bermakna dengan tausiyah yang disampaikan oleh Ustadz Mintaraga Eman Surya, Lc., M.A., seorang dai kondang asal Purwokerto. Dalam ceramahnya, beliau menekankan bahwa Isra’ Mi’raj merupakan tanda kebesaran Allah yang mengajarkan pentingnya keimanan.
“Melalui perjalanan ini, Allah menunjukkan ayat-ayat-Nya kepada Nabi Muhammad SAW agar beliau semakin yakin. Jika kita ingin sukses, kita harus berjuang,” tegasnya.
Ustadz Mintaraga dalam ceramahnya menjelaskan bahwa kehidupan adalah ujian besar yang harus dihadapi dengan sabar dan penuh keimanan. Ia mengutip Surat Al-Mulk ayat 2, yang menyatakan bahwa Allah menciptakan hidup dan mati untuk menguji amal perbuatan manusia.
Beliau juga menggunakan analogi bahwa semakin tinggi pohon, semakin kencang angin yang menerpanya, yang berarti semakin besar ujian bagi orang beriman, namun ujian tersebut justru akan memperkuat keimanan mereka.
Selain itu, ia mengingatkan jamaah untuk selalu bersyukur di tengah tipu daya setan. “Setan selalu menggoda manusia agar tidak bersyukur, seperti dijelaskan dalam Surat Al-A’raf ayat 17. Namun, syukur adalah kunci kebahagiaan yang harus kita jaga,” ujarnya.
Dalam tausiyahnya, Ustadz Mintaraga juga mengajak jamaah untuk merenungkan pentingnya meningkatkan kualitas shalat. “Shalat adalah tiang agama. Khusyuk dalam shalat bukan berarti mati rasa, tetapi menghadirkan hati dan pikiran sepenuhnya kepada Allah,” paparnya.
Pihaknya menutup tausiyahnya dengan memberikan sebuah analogi, “Jika kamu mandi di sumur lima kali sehari, tubuhmu pasti bersih. Begitu pula shalat, ia membersihkan hati dan mendekatkan kita kepada Allah,” mengutip sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah,
Ketua Panitia, Ustadz Zaki Ahmad Husnan, menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi menyukseskan acara tersebut. Ia berharap momen ini dapat menjadi pengingat untuk terus memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas ibadah khususnya Shalat lima waktu. (*)