KEBUMEN, Times7.id,- Hama Padi masih menjadi momok bagi para petani, hingga saat ini. Beragam cara dilakukan oleh para petani, untuk mengusir hama, namun tidak sedikit pula yang berkahir gagal.

Melihat kesulitan petani tersebut, mahasiswa Institut Teknologi Telkom Purwokerto menciptakan alat untuk membantu petani mengusir hama, agar hasil pertanian bisa meningkat. Alat yang dinamakan Surya Padi tersebut baru diciptakan oleh para mahasiswa dan diujicobakan di Desa Meles Kecamatan Adimulyo Kebumen.

Dosen pembimbing IT Telkom Purwokerto Rima Dias Ramadhani, S.Kom., M.Kom. saat ditemui di tempat uji coba areal persawahan desa Meles menuturkan alat yang dinamakan Surya Padi ini, merupakan salah satu inovasi, untuk desa yang dikembangkan di Institut Teknologi Telkom Purwokerto. Inovasi ini, adalah kerjasama Inovillage tahun 2023, bersama dengan desa Meles.

Sedangkan untuk cara kerja dari alat ini, dengan memanfaatkan sinar matahari yang cukup melimpah di Kabupaten Kebumen. Sinar matahari ini, ditangkap menggunakan solar cell, yang kemudian disalurkan untuk mengisi baterai, untuk menggerakkan alat, yang menghasilkan suara ultrasonik.

Alat tersebut juga bisa mendeteksi adanya hama wereng, dengan memanfaatkan sinar lampu. Hama wereng, tersebut biasanya akan tertarik dengan cahaya, yang kemudian terperangkap di tempat yang telah disediakan.

“fungsi alat yaitu tikus itu akan kita usir terlebih dahulu menggunakan suara ultrasonik sekitar 23 hinga 50 hearzt sedangkan Hama wereng akan ditangkap mengunakan sinar, dibawah ada wadah air dan wereng akan tertarik dan masuk ke perangkap dan mati,” ucapnya.

Alat yang masih dalam pengembangan tersebut, tercipta berkat kerjasama antara dosen dan mahasiswa, dari Prodi Sains Data dan juga Prodi Teknik Informatika. Sedangkan untuk menciptakan satu alat, dibutuhkan dana sebesar Rp 15 juta.

Alat ini juga masih akan terus dikembangkan, dan dilihat keefektifannya, selama beberapa bulan kedepan. Rencananya, apabila alat ini berhasil, maka akan diciptakan lagi alat serupa, karena dan kembali ditanam di area persawahan.

” Alat ini adalah hasil kolaborasi antara dosen dan mahasiswa dari berbagai macam prodi di instrutut teknologi Purwokerto yaitu S1 Sain data dan juga prodi Teknik Informatika, ini baru pilot project, dan akan terus dikembangkan, radius alat ini sekitar 50 meter, dan satu alat menghabiskan dana sebesar Rp 15 juta,” ujarnya.

Sementara itu Kepala Desa Meles Agus Haryanto mengatakan pihaknya menyampaikan terimakasih, atas adanya alat hibah pengusir hama dari Institut Teknologi Purwokerto. Hal ini, tentunya akan sangat membantu petani, terlebih masyarakat Meles sebagian besar berprofesi sebagai petani.

Tentunya dengan adanya alat ini, diharapkan akan meningkatkan produktifitas tanaman padi oleh para petani. Ada sedikitnya, 90 hektare lahan pertanian di desa ini, yang sangat memerlukan alat ini, untuk meningkatkan produksi tanaman padi, sebagai penopang ekonomi masyarakat.

” Di desa Meles ini ada 90 hektare lahan pertanian, jadi ya saya harapkan alat ini bisa dikembangkan di wilayah yang ada di lahan pertanian desa Meles,” pungkasnya.

By times7

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *