KEBUMEN, Times7.id, – Diva Aulia Wulandari, seorang Mahasiswi Teknik Pertanian Unsoed, kini tengah menggeluti usahanya dibidang kuliner. Setiap hari dirinya membuat dessert dan sticky milk untuk memenuhi pesanan pelanggan.
Setiap harinya, wanita 20 tahun itu mampu menjual puluhan hingga ratusan box dessert dan sticky milk (minuman khas Thailand). Semuanya itu dikerjakan sendiri di rumahnya di Gang walikonang RT 7 RW 5 Dukuh Wonoyoso, Kelurahan Bumirejo Kebumen.
Diva mengaku sudah senang berjualan sejak ia masih duduk di bangku SMA. Kini saat dirinya memanfaatkan banyak waktu luangnya ditengah masa libur semester untuk membuat dan menjual dessert dan sticky milk di rumahnya.
“Ya dari dulu memang suka jualan, pas SMA jualan baju dan rame laku banyak. Sekarang ini lagi pengin mulai lagi jualan makanan sama minuman, Alhamdulillah rame juga,” kata Diva saat ditemui di kediamannya, Kamis (23/1/2025).
Dirinya mengaku memilih udaha tersebut, karena selain ia suka menikmatinya, cara pembutannya juga terbilang mudah. Untuk membuat dessert dirinya hanya membutuhkan bahan crackers, cream dan aneka toping seperti strawberi, oreo dan matcha.
Untuk minuman segar khas Thailand atau yang disebut “Sticky Milk” juga tidak terlalu rumit. Minuman ini merupakan perpaduan susu, creamer, dan aneka rasa buah-buahan yang manis dan tentunya digemari kalangan anak-anak dan remaja.
“Bikin ini ya suka aja, pernah beli nyobain ternyata enak, ah aku bikin sendiri aja dan ternyata laku banyak yang suka juga,” ujarnya.
Sosial media seperti Instagram dan wahtsapp menjadi tempat untuk mempromosikan produk buatannya tersebut. Meski belum genap satu bulan, namun dirinya mengaku rata-rata dalam sehari bisa menjual 50 box dessert dan 50 cup sticky milk.
“Kita buatnya setelah ada yang pesan mas, ada juga yang kita titipi di kantin sekolah. Untuk dessert box kecil kita jual Rp. 10 ribu yamng besasr Rp 15 ribu. Kalau Sticky milknya, cup kecil Rp 6 ribu, cup besar Rp 10 ribu,” jelas Diva.
Diva pun mengaku mendapatkan dukungan dan motivasi penuh dari keluarga. Sang ayah yang merupakan pensiunan ASN selalu mendorongnya untuk bisa belajar mandiri dan memunculkan serta mengalikasi ide dan kreatifitasnya. Sementara sang ibu juga ikut serta dalam mempromosikan dan memasarkan produk buatanya out.
“Bapak justru yang kasih semangat dan dorongan untuk ayo kamu harus bisa. Ibu tentu sangat membantu memasarkan ke teman-temanya dan bahakn sampai ikut nganter-nganterin pesanan,” ucapnya.