KEBUMEN, Times7.id,– Sebagai salah satu generasi Z, Aulia Riska Wardhani (19) cenderung menyukai sesuatu hal yang instan dan praktis. Gen Z tidak terlalu suka melalui proses yang panjang untuk mencapai sesuatu atau saat harus melakukan sesuatu.
Aulia sapaan akrabnya, mengaku senang menggunakan layanan pada Program JKN. Salah satu layanan yang beberapa kali ia akses adalah kanal Pelayanan Administrasi Melalui WhatsApp (PANDAWA). Ia mengapresiasi layanan yang dapat diakses melalui gadget ini karena penggunaannya sangat mudah. Menurutnya, ia dengan cepat mampu memahami petunjuk yang ada pada layanan tersebut.
“Buat saya, PANDAWA ini sangat praktis. Kalau mau layanan administrasi seperti perubahan data, saya tidak perlu capek-capek datang ke kantor. Saya bisa akses PANDAWA melalui HP dari rumah. Selain itu, prosesnya juga tidak ribet dan langsung realtime bisa berubah saat itu juga,” terang Aulia di kediamannya di Desa Peneket, Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen pada Rabu (22/01).
Selain PANDAWA, Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta ini juga mengaku baru saja memanfaatkan fitur antrean online pada Aplikasi Mobile JKN. Ia tidak menyangka, banyak fitur yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan layanan, baik layanan administrasi maupun layanan di fasilitas kesehatan.
“Ternyata ada aplikasi Mobile JKN yang tidak kalah canggihnya karena hampir semua layanan bisa diakes melalui satu aplikasi ini. Tadi pagi sih nyoba ambil antrean berobat di puskesmas karena sering kali panjang antreannya di puskesmas,” cerita Aulia.
Ia pun melanjutkan setelah mendapatkan nomor antrean di Aplikasi Mobile JKN, ia pun segera mengetahui jam berapa ia akan dilayani di puskesmas. Menurutnya, hal ini merupakan kemajuan yang luar biasa pada sektor layanan pemerintahan. Ia pun tanpa ragu mengapresiasi inovasi yang telah dikembangkan BPJS Kesehatan untuk memberikan pelayanan kepada Peserta Program JKN.
“Dari dulu kalau layanan pemerintah itu terkenalnya kan ribet, lama dan lelet apa-apanya. Tapi beda banget nih layanannya, salut deh. Instansi lain juga wajib ngikutin nih layanan yang memudahkan seperti ini,” ungkapnya.
Saat dikonfirmasi, Aulia mengaku terdaftar sebagai Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU) atau sering disebut sebagai peserta mandiri. Ia terdaftar bersama adik dan kedua orangtuanya sejak 2016 yang lalu. Meski selama ini ia jarang menggunakan layanan JKN untuk berobat di fasilitas Kesehatan, ia mengaku tidak keberatan. Menurutnya, tujuan awal memiliki jaminan kesehatan adalah untuk perlindungan kesehatan apabila sewaktu-waktu sakit.
“Jadi kalau jarang dipakai ya berarti itu malahan bagus, berarti kan kondisi kita sehat-sehat terus. Kalau sakit pilek, demam itu sudah biasa dan kadang ke puskesmas juga sembuh,” kata Aulia.
Aulia menambahkan bahwa dirinya rela dan ikhlas apabila iuran yang ia bayarkan selama ini digunakan untuk membiayai peserta JKN lain yang sedang mengalami sakit. Ia sangat memahami konsep gotong royong pada program JKN karena dalam agamanya pun ada anjuran untuk sebisa mungkin membantu sesama. Menurutnya, dengan membantu orang lain ia pun yakin hidupnya akan mendapatkan keberkahan dan ketenangan.
“Di dunia ini kan bukan hanya mengejar materi dan uang saja. Ada hal yang lebih dari itu, seperti kesehatan, ketenangan dan hal lainnya. Saya rela bayar iuran setiap bulan asal tetap sehat,” ucapnya.
Terakhir, ia berharap BPJS Kesehatan dapat terus hadir untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Ia juga berharap, BPJS Kesehatan dapat terus menghadirkan inovasi-inovasi yang semakin memudahkan peserta JKN.
“Kalau ada orang minta BPJS Kesehatan ditiadakan, saya yakin dia belum tahu besarnya manfaat BPJS Kesehatan ini. Saya harap semoga untuk kedepannya kemudahan layanan terus dapat ditingkatkan dan dikembangkan, agar semakin memudahkan masyarakat,” harapnya.(*)