KEBUMEN, Times7.id,- Memperingati Hari Ulang Tahunnya yang ke-72, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kebumen diharapkan dapat membantu penanganan stunting di Kabupaten Kebumen.
Demikian disampaikan Bupati Kebumen Arif Sugiyanto saat menghadiri acara peringataan HUT IBI ke-72 di Aula Gedung Setda Kebumen, Minggu (30/7/2023). Acara tersebut dihadiri 1.200 anggota IBI, dan Wakil Bupati Ristawati Purwaningsih.
Bupati menyampaikan, sesuai tupoksinya, IBI diharapkan masih tetap satu langkah dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
Menurutnya, tugas para bidan sangat luar biasa karena dapat meningkatkan kesehatan, dan keselamatan masyarakat dalam rangka pembangunan kesehatan yang berkesinambungan. Bidan juga harus membantu dalam penurunan angka kematian ibu (AKI), dan angka kematian bayi (AKB).
”Kalau dalam rangka penanganan stunting ada tim pendamping keluarga dan Bidan desa dilibatkan dalam Tim keluarga bersama dengan Kader TP. PKK serta Gabungan Organisasi Wanita ,” ujar Bupati.
“Stunting kita masih tinggi, perlu kolaborasi semua pihak dalam penanganan ini, dimana bidan punya peran penting yang harus terus ditingkatkan,” tambah Bupati.
Sementara itu, Ketua IBI Kebumen Lusi Sumartini menyatakan, IBI sampai saat ini masih fokus dalam mengurangi angka kematian ibu, bayi dan balita, dan juga stunting.
“Kita bersama-sama dengan pemerintah hingga ke tingkat bawah, karena bidan berada di masyarakat,” katanya.
IBI juga mendukung pencapaian pelayanan program KB yang dilakukan BKKBN di Kabupaten Kebumen. Bahkan, IBI terus menjalin koordinasi dan kerja sama dengan BKKBN untuk menurunkan angka stunting, dan AKI-AKB.
“Kami minta bidan di lapangan bekerja keras dan menjadi bagian garda terdepan untuk memberikan layanan primer kesehatan pada masyarakat,” katanya.
Ia menjelaskan para bidan di puskesmas, rumah sakit, klinik dan persalinan, bagian dari tim untuk bekerja sama dengan dokter, perawat, dan tim kesehatan lain untuk meningkatkan layanan primer.
Bidan secara langsung melakukan skrining kesehatan remaja dan calon pengantin, deteksi dini risiko komplikasi obstetri, dan menolong persalinan normal. Selain itu, memfasilitasi pemberian ASI eksklusif, asupan gizi yang baik bagi bayi, penyaluran makanan balita, penimbangan, pengukuran balita, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang anak, ujarnya