KEBUMEN, Times7.id,- Kelengkapan batuan purba yang ada di Geopark Kebumen, mengundang ketertarikan para peneliti dari sembilan negara untuk melakukan penelitian di Geopark Kebumen. Peneliti ini merupakan para profesor yang ada di berbagai Univeristas ternama di luar negeri, yang memiliki riset tentang proses pertemuan sedimentasi laut dan darat yang ada di Kebumen.

Sebanyak 32 peneliti dari sembilan negara ini di Dunia ini berkunjung ke Geopark Kebumen, yang salah satunya berada di Sagara View Of Karangbolong Kecamatan Buayan Kebumen Jawa Tengah, Selasa (26/11/2024).

Mereka datang ke geopark Kebumen untuk melakukan penelitian tentang proses sedimentasi yang terjadi di kawasan geopark Kebumen.

“Jadi ini adalah International Workshop tentang fluvial sedimen. Nah pesertanya itu dari sembilan negara jadi dari Cina, Kamboja, Vietnam, Malaysia, Indonesia dan dari Singapura serta Bangladesh,” kata Chusni Anshori, Peneliti BRIN.

Chusni menjelaskan, para peneliti dari 9 negara ini sebagian besar memiliki riset tentang sedimentasi laut dan di Sagara View bisa terlihat dengan jelas, tentang proses interaksi laut dengan daratan. Tujuan para peneliti ini adalah untuk pengembangan sumber daya manusia dan mengantisipasi terjadinya kebencanaan yang ada di Kebumen.

“Kalau di Sagara kita ingin melihat proses tentang bagaimana interaksi antara laut dengan darat, darat itu sungai muaranya kemudian dengan laut. Sehingga kita bisa melihat adanya sadabragmen, yang salah satu bagian dari geoside di dalam geopark Kebumen. Proses itu kita lihat dari atas Sagara, karena Sagara itu bagian dari horse di kawasan Karangbolong,” jelas Chusni.

Selain mengunjungi Sagara View Of Karangbolong, para peneliti dari sembilan negara ini juga berkunjung ke sepanjang aliran sungai lukulo, untuk melihat sedimentasi yang terjadi di sungai tersebut.

“Kita berbicara bagaimana proses sedimentasi terjadi, dan ujungnya ke arah sumber daya dan kebencanaan di sekitar itu,”

Kemudian para peneliti juga mengunjungi wilayah Kecamatan Karangsambung, karena disini, memiliki paling banyak varian batuan di Pulau Jawa.

“Karangsambung dipilih karena memang lokasi Karangsambung mengandung paling banyak varian batuan, dan ini kawasan geopark, sehingga kita ingin mengembangkan hal itu, dan kita juga melakukan deklarasi Karangsambung yang ditandatangani oleh sembilan negara tujuannya adalah untuk peningkatan SDM,” tuturnya.(*)

By times7

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *