KEBUMEN, Times7.id,- Anggota Fraksi PKB MPR RI dari Dapil 7 Jawa Tengah, Taufiq R Abdullah mengajak kaum milenial tak canggung memahami nilai yang terkandung dalam Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Menurutnya, keempat pilar tersebut menjadi modal penting dalam menghadapi tantangan arus globalisasi.
Hal ini disampaikan Taufiq saat menggelar sosialisasi empat pilar MPR RI kepada pada kader milenial NU di Pesantren Al Kahfi, Somalangu, Kebumen, Sabtu (15/7). Sosialisasi ini dihadiri tak kurang dari 150 peserta. Masing-masing berangkat dari kalangan pelajar, kader serta pengurus Ikatan Pelajar NU dan IPNU-IPPNU di Kabupaten Kebumen.
Menurut Taufiq, tantangan Indonesia di masa depan cukup kompleks. Oleh karena itu, harus disikapi dengan bijak dan perlu disiapkan sedini mungkin. Salah satunya dengan mananamkan wawasan kebangsaan kepada generasi milenial. “Kenapa harus disosialisasikan, karena di depan mata kita tantangan globalisasi begitu nyata. Jati diri bangsa jangan sampai tergadaikan, gegara arus modernisasi dan globalisasi,” ungkapnya.
Menurutnya, tanpa modal semangat dan optimisme dari kalangan milenial, Indonesia akan sulit lulus dari ancaman globalisasi. “Selaku agen perubahan, generasi millenial NU harus siap berbicara dalam tataran yang lebih luas. Soalnya, tren global sekarang bisa mempengaruhi bangsa lain,” sambungnya.
Taufiq menerangkan, dalam perpektif kebangsaan, generasi millenial khususnya anak muda NU memiliki ruang cukup strategis. Terutama sebagai tonggak dalam meneguhkan rumah persatuan dan kesatuan bangsa. “Berjuang pun harus ada batasan. Kalian pegang pakem adat ketimuran. Pelajari sejarah bangsa supaya tidak mudah terombang-ambing,” tegas Dewan Syuro DPP PKB itu.
Selain tantangan globalisasi, Taufiq juga menegaskan persoalan lain yang akan dihadapi bangsa Indonesia. Seperti berkah bonus demografi dan kemunculan kelompok ekstrimisme dan intoleran. “Keadaan penduduk kita saat ini didominasi oleh kalangan usia produktif. Tidak semua negara mengalami kondisi seperti kita. Maka, anak muda NU harus dapat memaksimalkan potensi sebaik-baiknya,” ujarnya sembari memberi semangat.
Dia menyebut, pada 2045 mendatang digadang-gadang menjadi fase masa Indonesia Emas. Namun demikian, dalam mewujudkan mimpi itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh energi ekstra dan kerja keras agar mimpi besar ini menjadi kenyataan. Para ahli mengatakan, Indonesia pada 2045 kelak akan menjadi negara yang mampu bertahan dari tantangan globalisasi. Dengan catatan, generasi muda khususnya NU menyiapkan dari sekarang,” sambungnya.
Dia pun menyinggung, peran pesantren sebagai lembaga non pemerintahan yang terbukti selama ini menjadi benteng masuknya aliran ekstrimisme dan intoleran. Kalangan pesantren, kata dia, terbukti secara konkrit telah menjaga nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.
Taufiq berkeyakinan, selama pesantren masih tetap eksis, aliran atau faham yang tidak sejalan dengan kepentingan negara akan dapat diantisipasi. “Kalau orang NU beneran, tidak mungkin jadi tukang ngebom karena tidak diajarkan itu,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua IPNU Kebumen Nurrohman menyambut baik sosialisasi empat pilar yang menyasar kalangan muda NU. Kegiatan ini dinilai akan memperkuat pemahaman tentang pentingnya merawat kebangsaan dari nilai Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. “Sangat penting buat anak muda ya. Yang selama ini mungkin sebagian acuh, dengan sosialisasi ini bisa kembali mengingatkan betapa pentingnya merawat kebangsaan,” ujarnya.