KEBUMEN, Times7.id,- Jelang pesta Demokrasi Pemilihan Kepala Daerah pada November mendatang, ada petugas Pantarlih yang berjuang keras untuk mendata masyarakat pemilih hingga ke daerah plosok negeri. Tugas mereka cukup berat agar masyarakat mendapatkan haknya untuk memilih Bupati/Walikota maupun Gubernur pada Pilkada 2024.
Kerasnya perjuangan juga dirasakan oleh para petugas Pantarlih yang ada di Kecamatan Sadang Kebumen Jawa Tengah, yang rela menelusuri hutan dan jalanan tanah untuk sampai ke Dusun Kalipetir Desa Sadangkulon. Dimana untuk sampai ke tempat tersebut membutuhkan waktu hingga 3,5 jam dengan jarak tempuh mencapai 6 km, dari kecamatan Sadang.
Untuk sampai ke lokasi tersebut juga hanya bisa dilalui dengan kendaraan roda dua. Tidak sedikit petugas Pantarlih ini mengalami kesulitan, ketika harus melewati jalan tanah dengan kondisi becek akibat guyuran hujan.
Terlebih dengan kontur wilayah perbukitan membuat petugas pendata pemilih harus lebih ekstra hati hati. Mereka juga harus bersama sama mendorong sepeda motor mereka ketika berada di perbukitan yang cukup terjal.

Ketua PPK Kecamatan Sadang Esti Sulistianingsih menceritakan pengalamannya pada saat melakukan pendataan di wilayah terpencil. Hal tersebut sudah menjadi kewajiban bagi petugas untuk mendata masyarakat yang berada di daerah terisolir, meskipun jalan yang ditempuh dengan kondisi becek dan menanjak.
Petugas Pantarlih ini tidak sendiri mereka juga didampingi oleh beberapa petugas lain dari PPK,Panwascam dan juga PKD untuk sampai ke tujuan.
Menurutnya pengalaman yang menyedihkan adalah ketika ada salah satu motor petugas Pantarlih yang mogok ditengah jalan, yang akhirnya terpaksa harus pulang kembali untuk mengganti sepeda motornya agar bisa melanjutkan perjalanan. Selain itu, beberapa motor petugas juga spionnya harus patah karena terjatuh akibat jalanan yang licin.
Kemudian lanjutnya, ada petugas yang hampir pingsan pada mendorong motornya naik ke atas, karena jalanannya yang memang cukup sulit.
” untuk kendala ada dari Pantarlih kami motornya mati jadi harus pulang lagi kerumah untuk mengganti motornya nah kemudian ada yang sampai spionnya rusak patah, dan kemudian pada saat kita tidak bisa menggunakan kendaraan dan harus mendorong kendaraan ke atas itu dari salah satu tekan kami di Panwascam itu hampir pingsan kayak gitu,” ucapnya.
Dikatakan, di Kecamatan Sadang memiliki kondisi geografis pegunungan, dimana selain di Desa Sadangkulon ada beberapa desa lainnya yang cukup sulit untuk dijangkau, yakni di Desa Sadang Wetan, Desa Seboro dan juga Desa Pucangan.
Meskipun banyak mengalami kendala ketika menuju ke wilayah tersebut, namun semua akhirnya terbayar ketika disambut oleh masyarakat, yang pada saat petugas datang langsung menyiapkan sejumlah dokumen untuk dilakukan pendataan atau coklit. Hal inilah yang menurutnya menjadi kepuasan dan membawa pengalaman yang tidak pernah terlupakan oleh para petugas coklit di wilayah pegunungan.
“kondisi geografis di Sadang juga lumayan ada yang naik turun dan yang paling susah itu selain di sadang kulon ada di Pulau tengah kemudian ada di desa Kedunggong, kemudian ada di dusun tungkuh sadang wetan kemudian ada di jombret atau cengis di desa seboro kemudian ada di sebelah perbatasan dengan karangsambung kalikayan di Pucangan,” pungkasnya.
Sementara itu Divisi Perencanaan Data dan Informasi KPU Kebumen Joko Paripurno sangat mengapresiasi petugas Pantarlih,PPKdan juga Panwascam yang bertugas melakukan pencoklitan di wilayah pegunungan.
Menurutnya meskipun mengalami kendala, namun progres mereka bisa tercapai dengan baik. Terbukti beberapa wilayah pegunungan sudah selesai 100 persen.
“Mereka luar biasa begitu dan targetnya sesuai dengan progres kita dan alhamdulillah sampai hari ini laporannya juga tidak ada meskipun kendala teknis jelas ada tapi yang sampai kemudian jatuh sakit dan sebagainya sampai hari ini tidak ada,” jelasnya.
“kalau perhari ini baik manualnya maupun e coklit itu sudah dari Sadang 100 persen sudah Poncowarno 100 persen sudah karangsambung tidak 100 persen hanya menyisakan tidak lebih dari 10 pemilih yang tidak ter sinkron kan datanya kalau coklit manual sudah kemudian Padureso juga sudah kemudian ayah sudah relatif yang di daerah pegunungan alhamdulillah sudah,” pungkasnya.(*)