KEBUMEN, Times7.id,- Ulil Abshar Abdala Ketua Harian PBNU, menjadi narasumber dalam Halaqoh Fikih Peradaban, yang digelar di Ponpes Al Kahfi Somalangu, salah satu pesantren tertua di Indonesia. Sabtu, (09/12/23).
Pada kesempatan tersebut, Gus Ulil menyampaikan sejarah perkembangan islam, sosial politik masyarakat, serta peran Nahdlatul Ulama di dunia Internasional. Sebagai mana, Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf, yang akan membawa Islam Nusantara ke dunia Internasional.
Sekarang ini gus yahya membawa islam nusantara ini ke dunia internasional, yang kemudian dibawa oleh fikih peradaban. Di Indonesia punya peradaban islam khas nusantara, salah satunya ulama menetralisir konflik dan merawat umat.
Terlebih saat memasuki tahun politik, yang tentunya perbedaan pandangan, dan juga perbedaan pilihan bisa menjadi jurang pemisah, saudara sesama muslim. Inilah yang kemudian para ulama NU, memberikan solusi agar tidak terjadi perpecahan di tengah masyarakat.
Hal tersebut ditegaskan oleh Ketua Umum PBNU yang tidak memperbolehkan anggota partai politik untuk menjadi pengurus harian PBNU. PBNU dipastikan netral, dalam Pemilu 2024 mendatang.
” anggota partai politik tidak boleh menjadi pengurus harian PBNU, makanya teman saya mas Nusron Wahid yang menjadi pengurus harian partai Golkar di copot sebagai wakil ketua PBNU, karena kan dia dipindahkan di posisi baru yang nanti akan tentukan oleh ketua umum, jadi memang sudah ada kebijakan yang tegas untuk melarang adanya rangkap jabatan, nah cuma begini politik dan nu ini tidak bisa dipisahkan cuma bagaimana hubungannya kita atur secara elegan kita tidak akan melarang warga NU, pengurus NU atau tokoh-tokoh NU berpolitik tetapi atas nama individu, nah terkait dengan pilihan politik, PBNU tidak akan mengeluarkan perintah resmi, tidak akan mengeluarkan komando resmi atas nama PBNU, untuk mendukung salah satu calon presiden tidak,”ucapnya.
Menurutnya, garis yang ditentukan oleh Gus Yahya sekarang ini hanya ada dua di dalam pilpres ini, yakni yang pertama jangan memainkan politik identitas, karena itu berbahaya. Sedangkan yang kedua, harus bersama sama sebagai warga NU untuk berusaha agar Pilpres besok ini bisa berjalan damai, dan selamat sampai ke tujuan.
” pilpres itu bukan hoyah tetapi wasilah,dia hanya perantara saja karena itu jangan sampai kita bertengkar karena perbedaan politik kembalilah kepada 9 pedoman berpolitik yang sudah berubah dirumuskan didalam muktamar ke 28 di Krapyak tahun 1989, Sudah ada pedomannya salah satu pedomannya Nomor 7 kalo tidak salah di katakan disana perbedaan aspirasi politik warga NU tidak boleh menimbulkan pertengkaran dan percekcokan perbedaan itu harus disikapi dengan Akhlakul Karimah,” jelasnya.
Sementara itu Gus Mohamad Wafa selaku PIC Person In Charge dan Juga Pengasuh Ponpes Al-Kahfi Somalangu menyampaikan Terima kasih kepada PBNU, yang telah menggelar Halaqoh di Ponpes Al Kahfi Somalangu. Ia berharap, dengan adanya kegiatan ini, bisa menjadikan peradaban Islam di Indonesia bisa lebih maju, dan membawa pengaruh besar di dunia.
Terkait dengan jelang pemilu 2024 mendatang, pihaknya memberikan kebebasan masyarakat NU untuk menentukan pilihan sesuai dengan hati nurani. Ini karena,NU mengikuti prinsip bebas dalam berdemokrasi.
“Untuk kebebasan dalam memilih untuk NU secara keseluruhan mengikuti prinsip bebas ataupun demokrasi, Monggo mau memilih yang mana, atau Paslon yang mana tidak ada paksaan sama sekali, untuk PBNU sudah menyatakan sikap bahwa PBNU secara khitoh netral dalam perpolitikan,” pungkasnya.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua PCNU Kebumen KH Dawamudin Masdar, Pengasuh Ponpes Al Kahfi Somalangu KH. Afifudin Chanif Al-Hasani, Rektor UMNU Kebumen Dr. Imam Satibi, M.Pd.I., dan juga seluruh pengasuh Ponpes di Kebumen. Selain itu, peserta juga datang dari luar negeri, yang mengikuti halaqoh melalui aplikasi skype.