Anggota Komisi IV DPR RI Ir.KRT Darori Wonodipuro, M.M, IPU, menjenguk para korban keracunan usai mengonsumsi soto hidangan makan bergizi gratis (MBG) di PKU Muhammadiyah Petanahan, Jumat 8(26/9/2025).

KEBUMEN, Times7.id,- Anggota DPR RI Komisi IV dari Fraksi Gerindra, Ir.KRT Darori Wonodipuro, M.M, IPU, menjenguk korban keracunan usai mengonsumsi makan bergizi gratis (MBG) yang dirawat di PKU Muhammadiyah Petanahan dan Puskesmas Petanahan, pada Jumat (26/9/2025) siang.

Berdasarkan data yang diterima Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes PPKB) Kabupaten Kebumen, korban keracunan usai menyantap soto sebagai hidangan utama MBG sekitar 123 orang sejak Kamis 25 September 2025.

“Saya turut prihatin atas kejadian ini. Saya datang bukan hanya sebagai wakil rakyat, tapi juga sebagai saudara. Saya ingin memastikan bahwa negara tidak menutup mata atas penderitaan warga, khususnya di Kabupaten Kebumen ini,” kata Darori usai menjenguk para korban yang dirawat di PKU Muhammadiyah Petanahan, Jumat (26/9/2025).

Darori mendengarkan cerita dari para orang tua maupun korban keracunan MBG. Kata dia, mereka mengalami gejala pusing, sakit perut, mual dan sesak nafas usai mengonsumsi soto sebagai hidangan utama makanan bergizi gratis (MBG) di sekolah mereka.

Ditengah kesibukannya, anggota DPR RI tiga periode asli Petanahan, Kebumen ini menyempatkan diri menjenguk langsung para korban agar mengetahui apa yang sebenarnya terjadi hingga bisa keracunan massal usai menyantap MBG.

“Saya berharap jangan sampai kejadian seperti ini terulang kembali,” tegas Darori.

Pasca peristiwa ini, Darori mendorong Pemerintah Daerah (Pemda) bersama instansi terkait untuk memperketat pengawasan distribusi bahan pangan, serta memastikan edukasi keamanan pangan sampai ke masyarakat.

“Masyarakat berhak mendapatkan jaminan pangan yang sehat dan aman. Keamanan pangan harus menjadi prioritas,” ujarnya.

Menurut Darori, kasus keracunan ini tidak boleh dianggap insiden biasa, tapi harus menjadi peringatan serius atau alarm bahwa sistem keamanan pangan masih rapuh. Sebab, kasus keracunan massal program MBG seperti ini bukan pertama kali terjadi di Indonesia.

Sehingga, Darori meminta pemerintah dan stakeholders harus lebih serius lagi memperketat pengawasan mulai dari bahan baku, proses produksi, hingga distribusi.

“Jangan menunggu ada korban baru kemudian bergerak,” tutupnya.(*)

By times7

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *