KEBUMEN, Times7.id,- Guna meningkatkan kemampuan Coding dan Kecerdasan Artificial kepada para guru, Lembaga Diklat dan Pelatihan (LDP) Indo Jaya memfasilitasi dengan para trainer profesional. Dimana untuk memberikan pengetahuan coding dan Kecerdasan Artificial para trainer berpatokan pada Learning Management System (LMS) yang sudah digunakan oleh Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen)

Dalam pengajaran dibagi menjadi empat fase, yakni fase C untuk para guru sekolah dasar, fase D untuk para guru SMP dan fase E dan F untuk para guru SMA, MA maupun SMK. Dalam pembelajaran Coding dan kecerdasan Artificial ini,tidak ada aplikasi khusus yang digunakan, sehingga para guru dibebaskan untuk mengeksplor, aplikasi mana yang paling mudah digunakan oleh mereka.

Fasilitator Coding dan Kecerdasan Artificial Fitriyadi Prihartanto saat ditemui di SMA 1 Kebumen Minggu, 27 Juli 2025 menjelaskan untuk pembelajaran coding dan kecerdasan artificial ini memang dibagi menjadi empat fase. Fase yang pertama yakni fase C yakni untuk para guru SD yang di sini masih dalam pengetahuan dasar yakni pengenalan pola bentuk, yang nantinya akan mengarahkan kepada Alogaritma.

Sedangkan untuk fase D, atau untuk guru SMP dan MTs, sudah mulai memasuki pada tahap pengenalan coding yang lebih mendalam. Kemudian untuk fase E dan F untuk Guru SMA, MA dan MK sudah mulai ke pemrograman. Hal ini karena sebagian jurusan terutama di SMK, sudah ada jurusan perangkat lunak.

” Aplikasi khususnya tidak ada karena ini kita bebaskan bapak ibu guru dalam menggunakan aplikasinya bisa mengeksplor dari berbagai macam jenis program tidak akan saya sebutkan karena nanti mengandung merk nah ini dari pemrograman basis datayang paling awal itu basis data dan teori paling awal itu terkait data base itu Coding nya ya,” ucapnya.

Sedangkan untuk kecerdasan artificial, pada trainer menekankan tentang etika dan resiko penggunaan kecerdasan artificial atau lebih dikenal dengan AI. Etika ini yang harus diketahui para pengajar, karena nantinya Coding dan Kecerdasan artificial akan diajarkan menjadi mata pelajaran baru di sekolah.

“Lalu yang dari kecerdasan Artificial kita tekankan di prompt ada nanti etika menggunakan KA atau kita kenal dengan AI ini etika dan resikonya dalam penggunaan kecerdasan Artificial atau biasa disebut masyarakat AI,” jelasnya.

Para trainer berharap, para guru bisa belajar optimal terkait coding dan kecerdasan artificial, karena nantinya para perwakilan guru yang ikut dalam pelatihan ini akan menularkan ilmunya kepada para rekan sejawat di sekolah. Setelah itu, pelajaran coding dan kecerdasan artificial bisa diajarkan kepada peserta didik, sebagai salah satu mata pelajaran.

” Harapannya dapat dilaksanakan secara optimal dan bisa Mengimbaskan kepada rekan guru sejawat, karena ini merak ini mewakili sekolah yang hanya mengirim setiap sekolah hanya mengirimkan satu ada yang sedikit saja yang mengirimkan lebih dari satu dan juga bapak ibu peserta coding KA ini bisa Mengimbaskan secara maksimal walaupun itu nanti ada berbagai macam jenis menjadi mata pelajaran pilihan menjadi mata pelajaran wajib dan terintegrasi oleh pelajaran yang diampu oleh bapak ibu guru serta bisa juga dengan ko kulikuler serta extrakurikuler,” pungkasnya.

Pengelola LDP LKP Indo Jaya Yumina menyampaikan pelatihan coding dan kecerdasan artificial ini menerapkan model In On In, yakni diawal trainer menerapakan luring selama lima hari. Setelah itu, peserta akan mengaplikasikan ke sekolah masing-masing dan akan kumpul kembali usai dua minggu. Kemudian usai itu, dilanjutkan dengan luring kembali selama tiga hari.

” Pelatihan kurang lebih selama tiga bulan selesai, dengan menerapkan model pembelajaran In On In,” Jelasnya.(*)

By times7

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *