KEBUMEN, Times7.id,-Don Muzakir merasa sangat terkesan dengan kondisi dan keadaan masyarakat Bonokeling, di desa Pekuncen kecamatan Jatilawang kabupaten Banyumas. Kesan itu diungkapkan saat Don Muzakir mengunjungi perkampungan Bonokeling dan bertemu langsung dengan masyarkat di sana, Rabo (26/06).
Selama prosesi acara adat di Desa Pekuncen, Rabo (26/06), Komandan Tempur Tani Merdeka Pusat, Don Muzakir memakai ikat kepala atau jiket seperti yang dikenakan oleh masyarakat adat Bonokeling.
Ternyata ikat kepala adat itu sengaja diberikan oleh anak ketua Adat Rama Kiai Kunci saat Don Muzakir tiba di Desa Pekuncen. Sebagai simbol persaudaraan dan sudah dianggap sebagai keluarga besar Bonokeling ketika kepalanya sudah memakai iket kepala dalam acara tradisi maupun kehidupan keseharian di masyarakat adat Bonokeling.
“Hanya ini yang bisa kami berikan kepada sampeyan, sebagai simbol tali kasih dari kami,” kata Romo Kiai ketua Adat lewat anaknya, Sudarno yang memakaikan sekaligus menyematkan iket kepala kepasa Don Muzakir saat kunjungan pertamanya di Bonokeling.
Don Muzakir adalah komandan tempur Tani Merdeka, sebuah organisasi besutan Presiden terpilih Prabowo Subianto yang khusus bergerak di bidang pertanian. Hadir pada acara tradisi adat Bonokeling dengan memakai jiket atau ikat kepala.
Ternyata ikat kepala adat itu sengaja diberikan oleh Rama Kiai Kunci saat Don Muzakir tiba di Desa Pekuncen.
Juru bicara masyarakat adat Bonokeling, Kyai Sumitro, mengatakan, jiket (ikat kepala) itu memiliki makna filosofis bagi masyarakat adat Bonokeling.
Ikat kepala itu sebelum dipakai adalah selembar kain berbentuk segiempat yang melambangkan sedulur papat lima pancer.
“Setelah dilipat menjadi segitiga, itu adalah Nur Muhammad terus Pangeran (Tuhan). Setelah dipakai itu istilahnya kakang kawah dengan bentuk seperti milik ibu (jalan kelahiran bayi),” katanya.
Adapun simpul pengikat yang berada di bagian belakang, kata Sumitro, berarti pulang atau dalam bahasa Jawa wangsul .
Hal ini menandakan bahwa manusia itu di dunia akan wangsul (pulang) kepada sang pencipta.
Selama berada di tengah masyarakat adat Bonokeling, komandan Tempur Tani Merdeka, Don Muzakir didampingi ketua Pekatik’e Mas Dar, Aris Munandar mengikuti upacara peringatan Perlon Besar di rumah dinas tetua adat ikut ngobrol bareng dan bersama sama warga adat beserta para pedogol.
Dalam kesempatan itu juga mereka mendoakan dan mendeklarasikan mas Sudaryono menjadi calon gubernur Jawa Tengah.
“Kami bersama warga adat Bonokeling, ikut mendukung Sudaryono, menjadi gubernur Jawa Tengah dalam setiap doa doanya,” kata Mas Darno, yang mewakili tetua adat dalam pernyataannya.
Sementara ketua Pekatik’e Mas Dar, Aris Munandar, merasa sangat bersyukur karena nama Sudaryono sudah melekat di hati mereka.
“Ya… Sudaryono gubernur. Sudaryono gubernur, Sudaryono gubernur,” kata mereka.